dc.contributor.author | RISTIARINI, RISTIARINI | |
dc.date.accessioned | 2018-04-23T06:28:57Z | |
dc.date.available | 2018-04-23T06:28:57Z | |
dc.date.issued | 2018-02-24 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/18591 | |
dc.description | IKM di Kabupaten Sleman memiliki banyak potensi dalam menghasilkan produk
unggulan, akan tetapi produk-produk tersebut belum teridentifikasi secara jelas
yang menjadi prioritas utama sebagai produk ungulan. Hal ini menyebabkan
kurang fokusnya pembinaan dan pengembangan dari pemerintah kabupaten dalam
peningkatan daya saing produk yang dihasilkan. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini dalam menetukan produk unggulan daerah adalah Analitycal
Hierarchy Process (AHP) yang dikombinasikan dengan metode Technique For
Others Reference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). AHP digunakan untuk
menentukan bobot dari 6 kriteria yaitu omzet, tenaga kerja, jumlah perusahaan,
target pasar, bahan baku dan jumlah produk. Sedangkan perangkingan alternatif
produk dari IKM menggunakan metode TOPSIS. Responden ditentukan dengan
teknik purposive sampling, dipilih berdasarkan kriteria kepakaran dan
keterlibatannya dalam kegiatan pengembangan IKM. Dari hasil pengolahan data
bobot yang dihasilkan dari masing-massing kriteria adalah Omzet 0.190, tenaga
kerja 0.148, bahan baku 0.205, jumlah produk 0.151, target pasar 0.197 dan
jumlah perusahaan 0.109. Hasil analisis dan pengolahan data diperoleh nilai
preferensi dari setiap alternatif, Pengrajin Bambu sebagai produk unggulan
Sleman dengan nilai preferensi 1,0000, Pengrajin Tenun dengan nilai preferensi
0,7802, Pengrajin Genteng dengan nilai preferensi 0.7545, Pengrajin Batik dengan
nilai preferensi 0.5242, Pengrajin Blangkon dengan nilai preferensi 0,5031,
Pengrajin pasir semen dengan nilai preferensi 0,4740, dan selanjutnya Pengrajin
Tahu dengan nilai prefrensi 0,3608 dan yang terakhir adalah Pengrajin kayu. | en_US |
dc.description.abstract | IKM in Sleman district has a lot of potential of hearts produce seed
products, but the products were identified Operates yet clear The Become Top
Priority as ungulan products. It causes less focus Singer Development and
Language Development Of County Government hearts competitiveness
enhancement Products generated. The methods used determine hearts hearts
Singer Research Products of Regions is Analytical Hierarchy Process (AHP)
The combined with Methods Techniques For Other References by Similarity
to Ideal Solution (TOPSIS). AHP is used to determine the weight of the
reviews of 6 Criteria That turnover, labor, Term Company, target market,
Daniel Raw Materials Production Period. While alternative perangkingan
Products From SMEs using TOPSIS Method. Respondents determined
Technique purposive sampling, selected based on the criteria of expertise and
involvement hearts SME development activities. From the findings of Data
Processing The resulting weights of each criterion Massing turnover is 0,190,
Labour 0,148, 0,205 Raw materials, Term Production 0,151, the target market
is 0,197 and 0,109 Term of the Company. The results of the analysis and data
processing TIN Value Preference From every alternative, as the Bamboo
Craftsman Products of Sleman with Preferences Value 1.0000, Weaving
affairs with preference value 0,7802, Roof-tile with preference value 0,7545,
Batik with preference value 05242, Blangkon Craftsman with preference
value 0,5031, Cement beach by value Preferences 0.4740, and then Tahu
Craftsman WITH preference value 0,3608, embroidery And the latter in is
Making Wood Craftsman. | en_US |
dc.publisher | FE UMY | en_US |
dc.subject | AHP, IKM, Produk unggulan, TOPSIS. , SMEs, featured products, | en_US |
dc.title | ANALISIS POTENSI PRODUK INDUSTRI KECIL MENENGAH: STUDI KASUS KABUPATEN SLEMAN | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
FEB
077 | en_US |