EVALUASI PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI DI GUDANG FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH X TAHUN 2016
Abstract
Penyimpanan sediaan farmasi merupakan bagian dari pengelolaan obat
yang menjadi sangat penting karena penyimpanan yang salah atau tidak efisien
membuat obat kadaluarsa tidak terdeteksi dapat membuat rugi rumah sakit.
Kerusakan obat dan adanya obat mati menyebabkan perputaran obat di gudang
tidak maksimal. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi penyimpanan
sediaan farmasi, serta indikator-indikator penyimpanan sediaan farmasi di
gudang farmasi RSUD X.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian non-eksperimental yang berupa
desain deskriptif melalui observasi dan wawancara mengenai penyimpanan
sediaan farmasi yang dibandingkan dengan pedoman Permenkes RI Nomor 58
tahun 2014 dan menganalisis indikator-indikator penyimpanan yang meliputi
Turn Over Ratio (TOR). Nilai TOR dapat diperoleh dengan membandingkan
pembelian obat dalam satu tahun dengan persediaan rata-rata pada akhir tahun.
Persentase stok mati dengan membandingkan jumlah jenis obat yang tidak
pernah keluar dari gudang selama 3 bulan berturut-turut pada tahun 2016
dengan total jenis obat. Persentase obat kadaluarsa atau rusak. Data ini
diperoleh dengan cara menghitung jumlah jenis obat yang rusak atau kadaluarsa
selama bulan Januari-Maret tahun 2016. Nilai tersebut dibagi dengan total jenis
obat dan sistem penataan gudang dengan menilai sistem penataan gudang
apakah menggunakan metode FIFO FEFO.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 80% persyaratan
penyimpanan sudah sesuai standar, 66% komponen penyimpanan sudah sesuai
standar, 50% sistem penyimpanan sudah sesuai standar, 66 % metode
penyimpanan sudah sesuai standar, serta 100% pengelolaan obat emergency
sudah sesuai standar. Hasil perhitungan indikator penyimpanan menunjukkan
nilai Turn Over Ratio (TOR) sebesar 4,77 kali dengan standar 8-12 kali, nilai
persentase obat kadaluarsa atau rusak bulan Januari-Maret 2016 sebesar 0,004%
dengan standar masih bisa diterima jika nilainya dibawah 1%, nilai persentase
stok mati tahun 2016 sebesar 0,003 % dengan standar 0%, dan sistem penataan
gudang menggunakan sistem FEFO (First Expired First Out) standar
menggunakan FIFO FEFO. Berdasarkan hasil penelitan dapat disimpulkan
bahwa penyimpanan sediaan farmasi di gudang farmasi RSUD X tahun 2016
belum sesuai dengan standar Permenkes RI Nomor 58 tahun 2014, sedangkan
indikator penyimpanan yang belum efisien yaitu Turn Over Ratio (TOR) dan
sistem penataan gudang. Kemudian yang sudah memenuhi standar yaitu
persentase obat rusak atau kadaluarsa dan persentase stok mati.