TINGKAT KEPUASAN PASIEN PASCA OPERASI DENGAN ANESTESI REGIONAL DAN ANESTESI UMUM DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING
Abstract
Latar Belakang: Kepuasan pasien adalah tingkat kepuasan pelayanan pasien
dari persepsi pasien dan keluarga terdekat. Kepuasan akan tercapai apabila hasil
pasien optimal dan pelayanan kesehatan memperhatikan kemampuan pasien atau
keluarganya, adanya perhatian terhadap keluhan, keadaan lingkungan fisik, serta
memprioritaskan kebutuhan pasien, sehingga tercapai keseimbangan yang
sebaik-baiknya antara tingkat rasa puas atau hasil dan derita serta jerih payah
yang harus dialami guna memperoleh hasil tersebut. Seorang pasien yang akan
menjalani suatu operasi perlu diberi anestesi. Anestesi umum melibatkan
hilangnya kesadaran secara penuh dan diberikan melalui injeksi intravena
maupun inhalasi, sedangkan anestesi regional memberikan efek mati rasa
terhadap saraf yang menginervasi beberapa bagian tubuh, melalui injeksi anestesi
lokal pada spinal/epidural, pleksus, atau secara Bier block.
Tujuan Penelitian: Studi ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan
pasien pasca operasi dengan anestesi regional dan anestesi umum di Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Gamping.
Metode: Penelitian ini berjenis observasional analitik dengan rancangan cross
sectional. Sampel pada penelitian ini adalah pasien pasca operasi di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Gamping. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik consecutive sampling yang kemudian didapatkan responden
berjumlah 70 pasien pasca operasi. Tingkat kepuasan pasien diukur dengan
menggunakan 5 aspek pada Iowa Satisfaction with Anesthesia Scale (ISAS) .
Hasil dan Pembahasan: Prevalensi kejadian pasien tidak merasa nyeri ketika
operasi berlangsung lebih tinggi pada pasien anestesi umum (55,7%) dibanding
pasien anestesi regional (27,1%). Prevalensi kejadian pasien yang muntah dan
merasa muntah lebih tinggi pada pasien anestesi umum (28,6%) dibanding pasien
anestesi regional (14,3%). Prevalensi kejadian pasien merasa tenang lebih tinggi
pada pasien anestesi umum (58,6%) dibanding pasien anestesi regional (40%).
Prevalensi kejadian pasien merasa nyeri lebih tinggi pada pasien anestesi umum
(24,3%) dibanding pasien anestesi regional (14,3%). Prevalensi kejadian kejadian
pasien merasa puas dengan perawatan anestesi antara anestesi umum dengan
anestesi regional adalah sama (100%). Hasil analisis data dengan uji Chi Square
didapatkan p value 0,01 untuk aspek pasien merasa nyeri ketika operasi
berlangsung, p value 0,324 untuk aspek pasien muntah dan merasa mual, p value
0,411 untuk aspek pasien merasa tenang, p value 0,688 untuk aspek pasien
merasa nyeri, dan tidak didapatkan p value pada aspek pasien puas terhadapan
perawatan anestesi yang ia terima karena aspek ini bersifat konstan.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara tingkat kepuasan pasien pasca
operasi dengan anestesi regional dan anestesi umum di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Gamping. Tetapi kemungkinan pasien lebih menyukai
penggunaan anestesi umum yang memungkinkan penggunanya untuk tidak sadar
sama sekali, sehingga pasien tidak perlu menyaksikan operasi dan pasien merasa
lebih nyaman.