UJI AKTIVITAS FRAKSI KLOROFORM HERBA BANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) DAN 5-FLUOROURASIL SEBAGAI KO-KEMOTERAPI PADA SEL KANKER SERVIKS HELA SECARA IN VITRO DAN IN SILICO
Abstract
Kanker serviks merupakan kanker yang paling banyak diderita wanita
Indonesia dengan 98.692 kasus pada tahun 2013. Pengobatan kanker seperti
kemoterapi dengan 5-fluorourasil (5-FU) memicu terjadinya efek samping
berbahaya selama pengobatannya. Oleh karena itu, perlu dikembangkan agen kokemoterapi
dari bahan alam yang dikombinasi dengan kemoterapi untuk
meminimalkan efek samping dengan berkurangnya dosis kemoterapi. Bandotan
(Ageratum conyzoides L.) mengandung senyawa flavonoid seperti nobiletin yang
diperkirakan menghambat viabilitas sel kanker. Tujuan penelitan ini adalah
menentukan aktivitas kombinasi Fraksi Kloroform Bandotan (FKB) dan 5-
Fluorourasil (5-FU) berdasarkan uji in vitro dan in silico.
Identifikasi kandungan senyawa flavonoid secara kualitatif dengan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Uji sitotoksik metode MTT Assay kombinasi
FKB dan 5-FU terhadap sel HeLa untuk mengetahui viabilitas sel. Molecular
Docking senyawa bandotan yaitu nobiletin terhadap protein Bcl-xl.
Hasil identifikasi KLT, senyawa flavonoid FKB ditunjukan oleh bercak
berwarna kuning, biru muda, ungu tua dan ungu muda pada UV 366 dengan Rf
masing-masing 0,181, 0,287, 0,312 dan 0,350. Uji kombinasi menunjukkan efek
sinergis terdapat pada kombinasi 3,75 μg/ml FKB (1/8 IC50) dan kadar 5,625
μg/ml 5-FU (1/8 IC50) dengan nilai CI 0,36 dan 49,92% viabilitas sel HeLa.
Adapun hasil molecular docking memperlihatkan bahwa senyawa flavonoid
nobiletin lebih baik dalam menghambat ekspresi protein Bcl-xl dengan energi
afinitas -8,0 kcal/mol dibandingkan 5-FU, ligan asli 4FC dan TH1 dengan energi
afinitas -4,7, -6,9 dan -6,2 kcal/mol. Berdasarkan hasil KLT, uji sitotoksik dan
molecular docking, FKB potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu agen
ko-kemoterapi untuk kanker serviks.