dc.contributor.author | ARSITO, PUGUH NOVI | |
dc.date.accessioned | 2016-09-30T05:46:56Z | |
dc.date.available | 2016-09-30T05:46:56Z | |
dc.date.issued | 2016-08-25 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/3971 | |
dc.description | Penelitian ini mencoba untuk menelusuri lebih lanjut tentang aktivitas golongan senyawa pada Aegle marmelos sebagai antialergi. Selain itu, penelitian ini juga mencoba untuk menentukan pendekatan terapi yang didasarkan pada peranan sel mast dalam menstimulasi proses pembentukan dan perekrutan eosinofil. | en_US |
dc.description.abstract | Alergi adalah suatu perubahan reaksi atau respon pertahanan tubuh yang berlebihan terhadap zat – zat yang sebenarnya tidak berbahaya atau yang dikenal sebagai alergen. Manifestasi klinis umum dari alergi adalah asma. Asma merupakan suatu sindroma yang sangat kompleks yang melibatkan berbagai sel inflamasi yang salah satunya adalah eosinofil. Eosinofil akan teraktivasi oleh mediator kimia yang dihasilkan oleh degranulasi sel mast. Kortek Maja (Aegle marmelos Correa.) memiliki beberapa kandungan kimia yang berpotensi sebagai antialergi yaitu diantaranya marmin, aegelin, lupen-ol dan lupen-on. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi golongan senyawa ekstrak, mempelajari aspek mekanisme farmakologi dan dosis optimal ekstrak kortek Aegle marmelos Correa. sebagai antialergi pada tikus terinduksi ovalbumin melalui penghambatan migrasi eosinofil trakea secara in vivo.
Sebanyak 1250 gram serbuk kortek Aegle marmelos diekstraksi menggunakan pelarut etanol 96% (1:4), kemudian diidentifikasi menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) dan densitometri. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan post test only control group design menggunakan 25 ekor tikus wistar jantan, dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok K0: tanpa perlakuan. Kelompok K(-): sensitisasi OVA aerosol. Kelompok P1, P2, P3: sensitisasi OVA aerosol dengan variasi dosis ekstrak. Hari ke-14 dilakukan pengambilan jaringan trakea untuk pemeriksaan hispatologi. Analisis data menggunakan uji One-Way ANOVA dan Post Hoc Test.
Rata – rata hitung eosinofil trakea tertinggi terdapat pada kelompok K(-) (10.6 ± 2.19), diikuti oleh P1, P2, P3 dan K0. Uji One-Way ANOVA menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara K(-) dengan K0, K(-) dengan P2 dan K(-) dengan P3, sedangkan antara P2 dan P3 tidak ada perbedaan bermakna (p>0.05).
Aegle marmelos terdeteksi memiliki kandungan senyawa kumarin, steroid dan alkaloid. Pemberian ekstrak Aegle marmelos dosis 250 mg/tikus/hari mampu menurunkan rerata hitung eosinofil trakea tikus wistar secara signifikan dibandingkan kelompok asma alergi. Sedangkan ekstrak Aegle marmelos dosis 500 mg/tikus/hari mampu menurunkan rerata hitung eosinofil trakea namun tidak berbeda signifikan dibandingkan dosis 250 mg/tikus/hari. Sehingga bisa disimpulkan bahwa ekstrak kortek Aegle marmelos dosis 250 mg/tikus adalah dosis optimal. | en_US |
dc.description.sponsorship | Universitas muhammadiyah yogyakarta | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.subject | Efek Relaksasi, Ekstrak Aegle marmelos Correa, epithelial | en_US |
dc.title | PERANAN SEL EPITHELIAL TERHADAP EFEK RELAKSASI OLEH EKSTRAK AEGLE MARMELOS CORREA. PADA OTOT POLOS TRAKHEA MARMUT TERISOLASI. | en_US |
dc.type | Article | en_US |