KAJIAN FORMULA DAN METODE APLIKASI UNTUK DRAFTING PATEN PENGEMBANGAN ISOLAT RHIZOBAKTERI INDIGENOUS MERAPI SEBAGAI PUPUK HAYATI PADA PADI LAHAN KERING
Date
2016-08Author
ASTUTI, AGUNG
SARJIYAH, SARJIYAH
HARIYONO, HARIYONO
Metadata
Show full item recordAbstract
Untuk mengatasi permasalahan gagal panen di musim kemarau panjang
maka penting digunakan pupuk hayati pada varietas padi tahan kering (gogo).
Rhizobakteri sebagai pupuk hayati dapat memobilisasi hara, produksi hormon
tumbuh, fiksasi Nitrogen atau pengaktifan mekanisme ketahanan terhadap
kekeringan (Thakuria et al., 2004). Agung_Astuti (2012) menemukan mikrobia
yang dapat tumbuh dan bertahan di perakaran rumput pioneer pasca erupsi
gunung Merapi tahun 2010. Hasil identifikasi menunjukan Rhizobakteri
indigenous Merapi isolat MB dan MD memiliki kemampuan osmotoleran yang
tahan terhadap cekaman osmotik hingga > 2,75 M NaCl. Sedang beberapa
penelitian sebelumnya melaporkan bahwa Rhizobacteri yang telah diperoleh,
tahan terhadap cekaman maksimal 1,8M (Ikhwan, 2008). Berarti isolat
Rhizobacteri indigenous Merapi kemampuannya lebih baik dan dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk hayati, pada tanaman padi di lahan kering.
Aplikasi Rhizobakteri indigenous Merapi pada padi IR-64 menggunakan
perendaman bibit pada inokulum cair 2 ml/bibit, menunjukan hasil yang baik
dalam peningkatan pertumbuhan vegetatif tanaman padi yang bertahan tanpa
penyiraman hingga 6 hari (KL<12%) (Agung_Astuti dkk, 2013b). Namun dengan
metode inokulasi perendaman bibit, telah terjadi fase penyesuaian Rhizobacteri
(lag fase) selama 3 minggu pada pertumbuhan awal padi. Sedangkan dengan
formula padat Rhizobakteri indigenous Merapi yang diaplikasi pada benih padi
Segreng (4-6 g/kg benih) kemudian disemai pada suatu wadah, maka hasilnya
akan mempersingkat lag fase menjadi 1 minggu (Sarjiyah dkk., 2014a).
Banyak produk pupuk hayati komersial dengan formula cair dan padat yang
diinokulasikan pada benih atau bibit, bahkan ada yang langsung disemprotkan di
lahan. Namun permasalahnya belum ada metode sebelumnya, yang melaporkan
tentang formula padat yang diinokulasi pada benih kemudian disemai pada suatu
wadah selama pembibitan. Diduga formulasi padat dengan metode inokulasi pada
benih tersebut, Rhizobacteri indigenous Merapi akan berkembang selama
pembibitan, sehingga pada saat penanaman sudah terjadi asosiasi yang
menguntungkan dengan tanaman. Perlu diteliti tentang efektivitas inokulum
Rhizobacteri indigenous Merapi dengan berbagai formula dan metode aplikasi.
Tujuan penelitian adalah : 1. Menentukan metode aplikasi inokulum Rhizobakteri
indigenous Merapi yang paling tepat bentuk formulasi yang efektif pada budidaya
padi Segreng Handayani.2.Menguji formula padat dengan inokulasi di benih
kemudian disemai pada suatu wadah selama pembibitan, merupakan cara terbaik
dibanding formula dan metode lain pada pupuk hayati komersial.
Percobaan eksperimen yang disusun RAL dengan rancangan percobaan
faktor tunggal terdiri dari 6 perlakuan yaitu : A. inokulum padat pd benih,
dibibitkan pd besek, tanam; B. inokulum padat pd benih, dibibitkan dilahan,
tanam; C. Inokulum cair rendam benih, dibibitkan dilahan, tanam; D. Inokulum
cair rendam bibit, tanam; E. inokulum cair siram/kocor dlm pembibitan, tanam; F.
Inokulum cair semprot di tanah sawah macak-macak, tanam.
Hasil penelitian membuktikan formula padat inokulum Rhizobakteri
indigenous Merapi diinokulasi di benih kemudian disemai pada suatu wadah
selama pembibitan, merupakan formula paling efektif dengan metode paling tepat
dibanding formula dan metode lain pada pupuk hayati komersial, dan belum
pernah ada sebelumnya. Untuk itu dibuat Drafting Paten didaftarkan pada HKI.