PEMANFAATAN CACING MERAH (LUMBRICUS RUBELLUS) SEBAGAI TERAPI RINITIS ALERGI DAN RESPON PERADANGAN DENGAN MENGINDUKSI PRODUKSI MAKROFAG IL-10 DAN TGF-Β
View/ Open
Date
2016-09-15Author
WIDURI, ASTI
KESETYANINGSIH, TRIWULANDARI
Metadata
Show full item recordAbstract
Penyakit alergi termasuk asma, eksim dan rhinitis alergi adalah reaksi peradangan yang disebabkan oleh respon spesifik terhadap alergen yang diinisiasi oleh CD4+ sel T helper 2 (Th2). Sel Th2 menginduksi perkembangan eosinofil, kontraksi otot polos saluran pernafasan, produksi mucus dan Ig E spesifik alergen yang akan berikatan dengan reseptor Fcε pada permukaan eosinofil, basofil dan sel mast yang merupakan mediasi proses granulasi. Peningkatan penyakit alergi di negara maju maupun negara berkembang pada beberapa kasus berhubungan dengan penurunan infeksi cacing. Infeksi cacing dapat mencegah atau mengurangi keparahan penyakit alergi dengan mekanisme respon sel Th 2 antara respon alergi dan infeksi cacing hampir sama tetapi ada 3 perbedaan yang mendasar yaitu 1). Berbeda dengan reaksi alergi, infeksi cacing menginduksi sejumlah besar Ig E dan poliklonal non parasit spesifik, 2). Infeksi cacing tidak menimbulkan reaksi alergi 3). Selama infeksi cacing juga terinduksi regulasi anti inflamasi yang kuat Infeksi cacing merangsang produksi IL-10 dan merubah TGF-β sehingga meningkatkan jumlah sel T reg yang memacu produksi Ig E poliklonal yang menempati tempat ikatan sel mast dan mencegah mekanisme signal granulosit.
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efek anti alergi pada ekstrak cacing merah (Lumbricus Rubellus) pada penderita rinitis alergi, sedangkan tujuan khususnya adalah, pertama: menganalisis pola epidemiologi perbedaan hasil uji skin prick test dan kadar sitokin Ig E pada anak-anak di daerah endemic cacing dan tanpa endemi, kedua: menganalisis kadar sitokin sel Treg (IL-10 dan TGF-β) pada penderita rhinitis alergi setelah pemberian ekstrak cacing merah (Lumbricus Rubellus).
Penelitian tahun pertama merupakan observasional analitik dengan melihat pola hasil pemeriksaan skin prick test dan kadar Ig E pada anak-anak pada daerah dengan endemis terpapar infeksi cacing di daerah Kulon Progo dibandingkan dengan kontrol daerah non endemis di kota Yogyakarta dan pada tahun kedua dengan metode experimental study tersamar ganda dengan metode randomized pre test-post test control group design, dimana sampel 35 penderita rinitis alergi setelah dilakukan diambil darah untuk pemeriksaan kadar sitokin sel Treg (IL-10 dan TGF-β) setelah itu secara acak diberikan ekstrak cacing merah (Lumbricus Rubellus) dan placebo selama 1 bulan, kemudian dilakukan pemeriksaan kembali.
Penelitian dilaksanakan di SD Muhammadiyah Sukonandi Yogyakarta, jumlah sampel didapatkan 57 siswa dengan perbandingan jenis kelamin 32 (56.2%) siswa perempuan dan 25 (43.8 %) siswa laki-laki. Pada pemeriksaan Ig E rata-rata kadar Ig E total dalam serum seluruh siswa adalah 339.8 IU/ mL, dimana peningkatan Ig E diatas nilai normal terjadi pada 37 (64.9%) siswa.