KONVERSI AGAMA DI USIA LANJUT (Studi Kasus Penghuni Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Budhi Dharma, Yogyakarta)
Abstract
Konversi agama merupakan sebuah perubahan dari suatu agama ke agama lain. Terjadinya konversi agama di Indonesia sudah banyak terjadi dalam setiap masyarakat yang mempunyai permasalahan yang berbeda. Dalam Undang-Undang yakni UUD 1945 Pasal 28E ayat (1) jelas menegaskan akan jaminan kebebasan beragama yang berbunyi “setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut ajarannya”. Dijelaskan juga dalam pasal 28E ayat (2) berbunyi “setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiraan dan sikap sesuai dengan hati nuraninya” Pernyataan pada pasal tersebut bahwa ketika seseorang sudah mengalami konversi agama maka tidak adanya larangan untuk siapapun yang sudah yakin akan mengubah agamanya ke agama yang lain. Hal ini terjadi pada usia lanjut di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Budhi Dharma, Yogyakarta yang mengalami konversi agama dari beragama Khatolik ke agama Islam dan beragama Kristen ke agama Islam.
Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui bagaimana proses terjadinya konversi agama di usia lanjut dan apa faktor yang mempengaruhi usia lanjut mengalami konversi agama. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan cara melakukan penelitian langsung ke lapangan dengan cara mendalam, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua yang mengalami konversi agama dapat mengalami lima proses/tahapan konversi agama yang dikemukakan oleh Zakiyah Darajdat yaitu masa tenang, masa ketidaktenangan, masa konversi, masa tenang dan tentram, masa ekspresi konversi agama. Kemudian faktor yang mempengaruhi konversi agama di usia lanjut dari Khatolik ke Islam dan Kristen ke Islam yang dikemukakan oleh William James dan Max Heirich adalah faktor ilahi, faktor psikologi yang menyebabkan terjadinya konversi agama di usia lanjut karena kesadaran diri yang mempunyai konflik batin, faktor kepribadian dan faktor lingkungan tempat tinggal.