Show simple item record

dc.contributor.advisor
dc.contributor.authorYASIM, NURHIKMA
dc.date.accessioned2020-01-20T07:15:54Z
dc.date.available2020-01-20T07:15:54Z
dc.date.issued2019-05-21
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/31196
dc.descriptionFilm is one of the most effective tools to deliver message and information. With audio and visual presentation, film functioned as entertainment for audience. With rapid growth of films in Indonesia, it is able to display custom or culture that exist in society. Film becomes a media to represent and construct the reality of society. Just like the custom of marriage in Buginese society that displayed in a film "Uang Panai Mahal". This research aimed to know how the custom of marriage in Buginese people constructed in film "Uang Panai Mahal". This research uses qualitative approach with semiotic analysis method two-step significance Roland Barthes. This research analyzes meanings by seeing scenes and dialogue to aknowledge denotation meanings, connotation and myth that exist in film Uang Panai Mahal. The result of this research shows that the marriage customs in Buginese people, that is mammanu'-manu' done to know if another man has already asked the girl's hand in marriage and also to get to know her parent. Buginese people have high solidarity especially in matters of marriage. Buginese people also does madduta to agree on how much the Uang Panai will be and to set the wedding date. The embodiment of Uang Panai for Buginese man is one of the practice of siri' and the ability of Buginese people to apply Taro ada' taro gau' (hold tight to what has been said).en_US
dc.description.abstractFilm merupakan salah satu alat yang efektif untuk menyampaikan pesan dan informasi. Dengan penyajiannya yang audio dan visual film berfungi sebagai media hiburan kepada khalayak. Dengan perkembangannya yang pesat film di Indonesia mampu menampilkan adat ataupun budaya yang ada dalam masyarakat. Film menjadi media representasikan dan konstruksi realitas sosial. Seperti halnya adat perkawinan orang Bugis yang ditampilkan dalam film Uang Panai Mahal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana adat perkawinan orang Bugis dikonstruksikan dalam film Uang Panai Mahal. Peneliti ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis semiotika signifikasi dua tahap Roland Barthes. Penelitian ini menganalisis makna dengan melihat scene-scene maupun dialog untuk mengetahui makna denotasi, konotasi serta mitos yang terdapat dalam film Uang Panai Mahal. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adat perkawinan orang Bugis yaitu, mammanu’-manu’ dilakukan untuk mencari tahu apakah sang gadis sudah ada yang meminang atau belum serta untuk mengenali orang tuanya. Orang Bugis memiliki solidaritas tinggi terutama dalam adat perkawinan. Orang Bugis melakukan kegiatan madduta untuk menyepakati uang panai serta hari pernikahan. Perwujudan uang panai bagi pria Bugis dianggap sebagai salah satu praktik budaya siri’ dan kemampuan orang Bugis menerapkan Taro ada’ taro gau’ (Berpegang teguh terhadap apa yang telah diucapkan).en_US
dc.publisherFISIP UMYen_US
dc.subjectFILMen_US
dc.subjectREPRESENTATIONen_US
dc.subjectREPRESENTASIen_US
dc.subjectMARRIAGEen_US
dc.subjectPERKAWINANen_US
dc.subjectBUGINESE PEOPLen_US
dc.subjectORANG BUGISen_US
dc.titleREPRESENTASI ADAT PERKAWINAN ORANG BUGIS DALAM FILM UANG PANAI MAHALen_US
dc.title.alternative(Analisis Semiotika dalam Film Uang Panai Mahal Produksi Makkita Cinema Production 2016)
dc.typeThesis SKR FISIP 690en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record