KEPEMIMPINAN KONTAK TANI DAN KEEFEKTIFAN KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN PANGAN DAN HORTIKULTURA (DI WILAYAH KERJA PENYULUHAN PERTANIAN SIDOMULYO BARAT, KOTA PEKANBARU, PROVINSI RIAU)
Abstract
Pembangunan agribisnis tanaman pangan dan hortikultura, memerlukan pemanfaatan
potensi sumberdaya (petani, kepemimpinan kontak tani, kelembagaan kelompok, dan
sumberdaya lainnya) secara maksimal. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis: (1)
Karakteristik petani dan kontak tani di Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian Sidomulyo
Barat, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, (2) Perilaku kepemimpinan kontak tani dan
tingkat keefektifan kelompok tani di Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian Sidomulyo
Barat, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru dan (3) Hubungan perilaku kepemimpinan
kontak tani terhadap keefektifan kelompok tani di Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian
Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru. Metode penelitian metode
survei. Analisis data menggunakan analisis deskriftif dan korelasi Sperman. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: Anggota kelompok tani berusia produktif, dengan rataan
umur 46,58 tahun. Di dominasi oleh pria yaitu sejumlah 86,7 persen dan 13,3 persen
wanita. Pengalaman berusahatani rata-rata 20,15 tahun, dengan pendidikan formal ratarata
7,9 tahun (tidak tamat SLTP). Jumlah tanggungan keluarga rata-rata 4 orang, dengan
rata-rata pendapatan rumah tangga 4,6 juta rupiah per bulan. Rata-rata pengalaman
menjadi anggota kelompok tani adalah 8,49 tahun. Kontak tani berusia produktif, dengan
rataan umur 47 tahun. Di dominasi oleh pria yaitu sejumlah 78,78 persen dan 22,22 persen
wanita. Pengalaman berusahatani rata-rata 21,78 tahun, dengan pendidikan formal ratarata
9,67 tahun (tamat SLTP) dan pendidikan tertinggi SLTA. Hal ini mencerminkan
masih rendahnya tingkat pendidikan kontak tani. Jumlah tanggungan keluarga ratarata
3 orang, dengan rata-rata pendapatan rumah tangga 6,5 juta rupiah per bulan. Ratarata
pengalaman menjadi ketua kelompok tani adalah 7,11 tahun. Perilaku kepemimpinan
kontak tani di daerah penelitian yang termasuk kategori baik adalah perilaku: (a)
Menganalisis kelompok dan tujuannya, (b) Merencanakan kegiatan kelompok, (c)
Mengkoordinasikan dan mengevaluasi kegiatan kelompok, (d) Menyediakanfasilitas
komunikasi, dan (e) Mengembangkan rasa bangga dan bahagia anggota. Perilaku
kepemimpinan kategori “cukup” adalah: (a) Menentukan struktur kelompok, (b)
Meningkatkan penerapan teknologi dan pemanfaatan informasi, (c) Mengupayakan
fasilitas usahatani dan pemasaran, (d) Meningkatkan hubungan dengan Koperasi, (e)
Meningkatkan kemampuan menepati perjanjian dengan pihak lain, dan (f) Meningkatkan
kemampuan modal dan pemanfaatan pendapatan secara rasional. Keefektifan kelompok
tani di daerah penelitian 75,6 persen termasuk “baik” dan 24,4 persen termasuk kategori
“cukup”. Berdasarkan uji korelasi peringkat Spearman, semua perilaku kepemimpinan
kontak tani mempunyai hubunganyang signifikan pada taraf uji satu persen dengan
keefektifan kelompok tani. Artinya, perilaku kepemimpinan kontak tani menentukan
keefektifan kelompok tani. Semakin baik perilaku yang ditampilkan kontak tani semakin
efektif kelompok tani. Berdasarkan hasil penelitian, hal yang dapat disarankan adalah: (1)
Kemampuan kepemimpinan kontak tani masih perlu ditingkatkan agar kontak tani dapat
menampilkan perilaku kepemimpinan yang lebih baik, untuk meningkatkan keefektifan
kelompok tani. Tingkat kepemimpinan kelompok tani dapat ditingkatkan melalui pemberian pelatihan kepemimpinan, majemen kelompok dan manajemen usaha kepada
kontak tani. Perilaku kepemimpinan yang prioritas ditingkatkan adalah: (a) Menentukan
struktur kelompok, (b) Meningkatkan penerapan teknologi dan pemanfaatan informasi, (c)
Mengupayakan fasilitas usahatani dan pemasaran, (d) Meningkatkan hubungan dengan
Koperasi, (e) Meningkatkan kemampuan menepati perjanjian dengan pihak lain, dan (f)
Meningkatkan kemampuan modal dan pemanfaatan pendapatan secara rasional.