REVITALISASI ORGANISASI PERGERAKAN MAHASISWA SEBAGAI ARTIKULATOR KEPENTINGAN MASYARAKAT DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Abstract
Fenomena semakin memudarnya peran organisasi pergerakan mahasiswa pasca
reformasi tahun 1998 sebagai artikulator kepentingan rakyat terhadap penguasa menarik
peneliti untuk melakukan penelitian. Tujuan akhir penelitian ini adalah terciptanya model
dan modul revitalisasi pergerakan mahasiswa melalui strategi artikulasi kepentingan dan
negosiasi. Dengan adanya model dan modul tersebut diharapkan mampu menempatkan
kembali fungsi pergerakan mahasiswa sebagai articulator kepentingan masyarakat
sekaligus mampu mengelola konflik yang sering kali mereka alami antar pergerakan.
Peranan penting sebagai articulator kepentingan ini akan mampu memberikan kontribusi
bagi pemberdayaan masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan pemerintah.
Pengambilan lokasi penelitian di Yogyakarta terkait dengan stigma bahwa Kota
ini adalah kota pendidikan sekaligus memiliki heteroginitas pergerakan mahasiswa.
Untuk mendapatkan informasi dan obyektifikasi, peniliti melakukan deep interview
terhadap aktivis pergerakan di Yogyakarta yang kemudian dikorelasikan dengan teoriteori
artikulasi kepentingan dan negosiasi yang diperoleh dari buku, narasumber ahli
manajemen konflik dan negosiasi, ataupun literatur lainnya. Analisis data dilakukan
dengan analisis tematik berdasarkan studi artikulasi kepentingan dan negoisasi sehingga
dapat diinterpretasikan guna mendapatkan kesimpulan tentang model strategi artikulasi
kepentingan dan negoisasi terbaik bagi aksi mahasiswa.
Pada tahun pertama dari rencana 2 tahun pelaksanaan, aktivitas yang dilakukan
meliputi 1) mengidentifikasi orientasi dan strategi organisasi pergerakan mahasiswa, 2)
mengidentifikasi strategi artikulasi kepentingan masyarakat yang dilakukan oleh
pergerakan mahasiswa, 3) mengidentifikasi kemampuan pengurus organisasi pergerakan
mahasiswa dalam melakukan negosiasi sebagai salah satu cara mengelola konflik dan
artikulasi kepentingan kepada pemerintah.
Hingga Oktober 2015, pelaksanaan kegiatan telah mencapai 90% dari target
kegiatan keseluruhan dengan catatan artikel ilmiah sedang dalam proses penerbitan di
Jurnal Government and Politics. Kesimpulan dari penelitian ini adalah menurunnya
kualitas demonstasi pergerakan mahasiswa sebagai instrument artikulasi kepentingan.
Oleh karena itu, perlu adanya revitaisasi pergerakan mahasiswa dalam mengartikulasikan
kepentingannya melalui negosiasi.
Penggunaan anggaran yang turun sebesar 70% (Rp. 35.000.000,-) telah
digunakan sebesar Rp 49.847.200,-. Langkah berikutnya adalah pelaksanaan penelitian
tahun ke-2 dengan tujuan meningkatkan kemampuan negosiasi dan artikulasi kepentingan