RIWAYAT LUKA DI KULIT SEBAGAI FAKTOR RISIKO KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI KOTA YOGYAKARTA
Abstract
Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri
Leptospira dan menular kepada manusia lewat kontak dengan urin hewan dan
lingkungan yang terkontaminasi. Bakteri Leptospira juga dapat masuk ke dalam
tubuh manusia melalui kulit yang terluka/membran mukosa. Pada tahun 2011,
Daerah Istimewa Yogyakarta menduduki peringkat terbanyak pada kejadian
Leptospirosis di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui riwayat
luka di kulit sebagai faktor risiko kejadian Leptospirosis di Kota Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan desain
penelitian case control. Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 120
responden, dengan kriteria 60 responden sebagai kasus dan 60 responden sebagai
kontrol. Kasus adalah penderita Leptospirosis yang dilaporkan di Dinas Kesehatan
Kota Yogyakarta pada tahun 2011-2013, sedangkan kontrol adalah tetangga
penderita yang bukan penderita Leptospirosis di Kota Yogyakarta tahun 2011-
2013 namun mirip dengan kelompok kasus berdasarkan umur, jenis kelamin, dan
pekerjaan. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan
menggunakan kuesioner kepada responden penelitian. Kemudian data dianalisis
dengan SPSS 15.0 secara univariat dan bivariat menggunakan Chi-Square.
Berdasarkan hasil analisis bivariat diperoleh p<0,05; dengan Odd
Ratio=4,20; dan Confidence Interval 95%= 1,930-9,141. Hal ini menunjukkan
bahwa adanya riwayat luka di kulit menyebabkan seseorang terserang
Leptospirosis sebesar 4,20 kali dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki
riwayat luka di kulit. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa adanya riwayat luka
di kulit sebagai faktor risiko kejadian Leptospirosis di kota Yogyakarta.