WACANA ISLAM JALAN DAMAI
Abstract
Media massa memiliki peranan penting sebagai alat untuk menyampaikan berita, penilaian dan gambaran umum tentang banyak hal yang mampu membentuk dan mempengaruhi opini publik. Namun pada kenyataannya, media bukanlah sarana yang netral yang menampilkan kekuatan dan kelompok dalam masyarakat secara apa adanya, tetapi kelompok dan ideologi yang dominan itulah yang akan tampil dalam setiap pemberitaannya. Pemberitaan tentang gejala intoleransi dalam bentuk kekerasan dan menyebarnya ajaran radikalisme sangat marak diperbincangkan di media massa. Salah satu media massa yang turut memberitakan isu tersebut yaitu majalah Tempo dalam edisi Islam Jalan Damai periode 4-10 Juli 2016. Pada edisi tersebut Tempo membahas sejumlah pondok pesantren di Indonesia yang memasukkan muatan toleransi dan keberagaman dalam kurikulum pelajarannya. Penelitian ini berusaha menganalisis bagaimana bentuk wacana pemberitaan dan pengaruh ideologi yang diterapkan oleh Majalah Tempo di dalam pembahasan disetiap beritanya, dimana majalah Tempo adalah majalah politik yang sangat jarang membahas isu-isu keagamaan. Metode penelitian yang dipakai adalah studi kasus deskriptif dan dianalisa secara kualitatif. Objek dari penelitian ini adalah lima pemberitaan yang terdapat di majalah Tempo edisi Islam Jalan Damai periode 4-10 Juli 2016. Teknik analisis data yang diterapkan yaitu analisis wacana kritis Teun A. van Dijk dengan melakukan tiga tahapan kajian yaitu kajian teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pembentukan wacana pemberitaan salah satu ormas Islam (Nahdlatul Ulama) sebagai ormas panutan. Para tokoh-tokoh senior Tempo juga dapat mempengaruhi terciptanya pemberitaan Tempo yang tidak berimbang. Dalam hal ini dapat dilihat bagaimana media secara masif mampu menunjukkan dominasi dan penguasaan mereka atas kepentingan ideologi yang mereka pahami.