PENERIMAAN PENONTON TENTANG DISKRIMINASI ISLAM DALAM FILM “FITNA” KARYA GEERT WILDERS (STUDI PADA MAHASISWA TEOLOGI SE-YOGYAKARTA DAN PAGUYUBAN FILMMAKER JOGJA)
Abstract
Diskriminasi antar pemeluk agama sampai saat ini masih menjadi topik
yang sangat menarik untuk dibahas, hal ini lah yang seringkali menimbulkan
klaim superior terhadap agama atau kelompok yang mendominasi pada negara
atau wilayah tertentu. Isu-isu sosial seperti ini lah yang memancing media untuk
turut mensosialisasikan kepada khalayak luas. Seperti halnya film yang
merepresentasikan gagasan dan realitas tertentu kedalam sebuah unsur audio
visual, sehingga film dianggap lebih efektif untuk menyampaikan sebuah makna
karena dinilai lebih lengkap dengan menggunakan ilustrasi visual dan audio.
Film Fitna karya Geert Wilders seorang anggota parlemen Belada menjadi
salah satu film yang memunculkan sikap diskriminasi terhadap Islam. Wilders
dalam filmnya mencoba menyampaikan agama Islam yang telah kehilangan
pandangannya terhadap umat lain karena ajaran yang terdapat di dalam Al-Qur’an,
sehingga Wilders mengajak masyarakat dunia untuk menghentikan pertumbuhan
Islam. Pada awal kemunculannya film ini cukup menggemparkan masyarakat
beragama khususnya Islam, film ini mendapat banyak tanggapan karena telah
melecehkan dan menghina umat Muslim.
Dalam mengkaji unsur diskriminasi yang terdapat di dalam film Fitna
peneliti menggunakan teori reception analysis model Stuart Hall encodingdecoding
sebagai pisau penelitian. Model ini memfokuskan perhatian kepada
decoding atau proses pemaknaan yang dilakukan oleh khalayak. Dalam penelitian
ini peneliti memilih Mahasiswa Teologi dan Paguyuban FilmMaker sebagai
informan, pemilihan informan ini bertujuan mengetahui pemaknaan dari informan
yang memiliki latar belakang pendidikan tentang agama dan informan yang
memiliki latar belakang sebagai pembuat film. Hasil akhir dari metode ini adalah
melihat seimetris dan ansimetris antara komunikator kepada komunikan, dan
digolongkan menjadi tiga posisi hipotekal yaitu, Dominant Hegemonic, Negotiate
position,Oppositional position. Pemaknaan yang dilakukan oleh informan juga
sangat dipengaruhi oleh faktor kontekstual yang meliputi agama, latar belakang
keluarga, pendidikan, dan pengalaman dan faktor kontekstual lainnya.