HUBUNGAN RESISTENSI NYAMUK Aedes aegypti TERHADAP MALATHION DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KECAMATAN GAMPING, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA
Abstract
Penggunaan insektisida kimiawi masih menjadi andalan dalam mencegah
penyebaran DBD di daerah endemic DBD meskipun pada beberapa tempat sudah
ditemukan adanya resistensi Aedes aegypti terhadap insektisida yang digunakan.
Gamping merupakan salah satu daerah endemik di Kabupaten Sleman dengan
jumlah kasus yang tinggi. Tujuan peneliatian ini adalah untuk melihat adanya
resistensi nyamuk terhadap malathion dan hubungannya dengan kejadian DBD.
Penelitian ini bersifat non eksperimental dengan desain cross-sectional.
Kejadian DBD tahun 2008-2014 didapatkan dari data Dinas Kesehatan Kabupaten
Sleman yang kemudian dibagi menjadi kategori rendah, sedang, dan tinggi.
Resistensi Aedes aegypti didapatkan dari hasil uji resistensi biokimia
menggunakan larva Aedes aegypti dari 30 pedukuhan yang dipilih secara acak.
Resistensi Aedes aegypti dibagi menjadi kategori rentan, resisten rendah, resisten
sedang, dan resiten tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan dari 30 pedukuhan, kejadian DBD tahun
2008-2014 dengan kategori rendah 53,3%, sedang 26,7%, dan tinggi 20%. Uji
resistensi biokimia menunjukkan 13,3% termasuk kategori rentan, 10% resisten
rendah, 46,7% resisten sedang, dan 30% resisten tinggi. Uji korelasiKendall Tau-b
menunjukkan p value 0, 038 dengan Correlation Coefficient sebesar 0,344.Hal
inimenunjukkan ada hubungan atau korelasi dengan kekuatan korelasi yang lemah
dan searah antara tingkat resistensi Aedes aegypti dengan kejadian DBD di
Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.