HUBUNGAN GANGGUAN TIDUR DENGAN TERJADINYA MIOPIA PADA ANAK
Abstract
Latar Belakang : Miopia merupakan kelainan refraksi yang disebabkan
pertumbuhan bola mata yang terlalu panjang atau kelengkungan kornea yang
terlalu cekung. Dewasa ini terjadi peningkatan prevalensi miopia terutama pada
anak-anak. Hal tersebut merupakan masalah kesehatan yang penting mengingat
80% informasi selama 12 tahun pertama kehidupan anak didapatkan melalui
penglihatan. Adanya keterkaitan antara jalur biologis pengaturan tidur dan
pertumbuhan bola mata dapat mempengaruhi refraksi anak. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan gangguan tidur dengan terjadinya miopia
pada anak.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik crosssectional.
Subjek penelitian siswa-siswi SD Muhammadiyah Sagan berusia 8
hingga 12 tahun yang diperiksa status refraksinya.. Kemudian dilakukan pengisian
kuisioner Sleep Disturbances Scale for Children (SDSC) oleh orangtua untuk
mengetahui gangguan tidur pada anak. Data hasil penelitian dianalisis
menggunakan uji chi square dan uji mann-whitney.
Hasil : Didapatkan 66 siswa berusia 8 hingga 12 tahun. Dari 66 siswa didapatkan
39 anak mengalami miopia (59,1%). Sedangkan jenis gangguan tidur dengan
prevalensi tertinggi yakni hiperhidrosis saat tidur sebesar 44% (39 dari 66 anak).
Hasil dari analisis data menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara
gangguan memulai dan mempertahankan tidur dengan terjadinya miopia pada
anak (p=0,021). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara gangguan
somnolen berlebih dengan terjadinya miopia pada anak (p=0,288). Terdapat
hubungan yang signifikan antara durasi tidur malam dan miopia pada anak
(p=0,013).