HUBUNGAN PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL TERHADAP DERAJAT KEPARAHAN OSTEOARTHRITIS
Abstract
Latar Belakang: Osteoarthritis (OA) adalah suatu kelainan pada sendi yang bersifat kronik dan progresif. Angka kejadian Osteoarthritis (OA) di dunia terbilang cukup tinggi, WHO memperkirakan 25% orang berusia 65 tahun di dunia menderita OA. Masyarakat pada umumnya tidak begitu memperhatikan penyakit sendi karena tidak menimbulkan kematian. Beberapa penelitian menyebutkan kadar kolesterol berpengaruh terhadap keparahan OA.
Tujuan: Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kadar kolesterol total dengan tingkat keparahan osteoarthritis berdasarkan sistem grade Kellgren-Lawrence dan Skor WOMAC.
Metode: Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode observasional analitik dengan desain cross sectional study yang dilakukan pada 30 sampel yang terdiagnosis osteoarthritis. Sampel dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol total dan tingkat keparahan OA secara objektif dari gambaran radiologi kerusakan sendi dengan menggunakan grade Kellgren-Lawrence dan secara subjektif dari gejala klinis dengan menggunakan Skor WOMAC.
Hasil: Pada penelitian ini sampel berjumlah 30 orang yang terdiagnosis OA dengan usia lebih dari 40 tahun, didapatkan 8 orang (26,7%) memiliki kadar kolesterol normal, 12 orang (40%) dengan kadar kolesterol borderline tinggi, dan 10 orang (33,3%) dengan hiperkolsterol. Berdasarkan jumlah sampel yang memiliki kadar koleterol normal, sampel paling banyak berada pada grade III dan IV berdasarkan gambaran radiologi kerusakan sendi yaitu sebanyak 3 orang (37,5%) untuk masing-masing grade, dan paling banyak terdapat pada kategori tingkat keparahan sedang berdasarkan gejala klinis dengan menggunakan Skor Womac yaitu 4 orang (50%). Berdasarkan jumlah sampel dengan kadar kolesterol borderline tinggi didapatkan paling banyak sampel memiliki gambaran radiologi berada pada grade II yaitu 4 orang (33,3%), dan paling banyak berada pada kategori tingkat keparahan sedang berdasarkan gejala klinis, yaitu 7 orang (58, 3%). Berdasarkan jumlah sampel dengan hiperkoleterol didapatkan paling banyak sampel memiliki gambaran radiologi berada pada grade II yaitu 4 orang (40%), dan paling banyak berada pada kategori tingkat keparahan ringan dan berat berdasarkan gejala klinis, yaitu 4 orang (40%) untuk masing-masing kategori. Uji korelasi Chi-Square antara kadar kolesterol darah dengan tingkat keparahan OA dilihat dari gambaran radiologi didapatkan nilai p=0,692, dan nilai p=0,280 dengan tingkat keparahan dilihat dari Skor WOMAC.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara peningkatan kadar koleterol dengan derajat keparahan OA baik secara objektif dilihat dari gambaran ragiologis maupun secara subjektif dilihat dari Skor WOMAC.