dc.contributor.advisor | HARIYANTO, MUHSIN | |
dc.contributor.author | HIJRIYANTI, LAILA NURNISSA | |
dc.date.accessioned | 2017-06-07T06:34:58Z | |
dc.date.available | 2017-06-07T06:34:58Z | |
dc.date.issued | 2017-04-19 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/10680 | |
dc.description | This research aimed to compare the conformity of the implementation of Al-
Qardh and Al-Qardhul Hasan contract at BMT Bina Insan Mulia (BIMA) and BMT
Dana Barokah in Muntilan to DSN-MUI / No. 19 / DSN-MUI / IV / 2001 fatwa.
The research was a qualitative research using observation, interviews,
documentation and literature. The primary data was obtained from interviews with
customer service and account officer in each BMT. The first analysis was to reduce
the primary data which result was then categorized into the data needed. Second, the
data was presented as research summary on the implementation of Al-Qardh and Al-
Qardhul Hasan and also comparison table on the conformity of its implementation.
Third is the conclusion of the comparison on the conformity of Al-Qardh and Al-
Qardhul Hasan contract implementation to the National Sharia Board Fatwa.
The results found out the conformity of both implementations of BMT Dana
Barokah and BMT Bina Insan Mulia (BIMA) to the Nasional Sharia Board fatwa was
that the funding highest percentage in BMT Bina Dana Barokah was using investor
fund while the funding highest percentage in BMT Bina Insan Mulia (BIMA) was
zakat, infaq an sadaqah (ZIS). The differences were on the aspects of principles,
administration fee, voluntary fund and source of funds. BMT Dana Barokah
impelemented guarantee policy therefore there was fine to delay of payment. On the
other hand, BMT Bina Insan Mulia (BIMA) Muntilan did not apply guarantee policy
since the use of zakat, infaq and sadaqah (ZIS) served benevolent fund. BMT Bina
Insan Mulia did not apply fine for payment delay since the benevolent fund aimed to
provide social aid. Based on the differences and similarities as well as the conformity
of Al-Qardh contract implementation, it could be concluded that BMT Bina Insan
Mulia (BIMA) Muntilan generally implemented Al-Qardh contract according to
Nasional Sharia Board fatwa compared to BMT Dana Barokah of which in the
implementation did not conform its practices | en_US |
dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kesesuaian
implementasi akad Al-Qardh dan Al-Qardhul Hasan pada BMT Bina Insan Mulia
(BIMA) dan BMT Dana Barokah di Muntilan terhadap Fatwa DSNMUI/
Nomor:19/DSN-MUI/IV/2001.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik
observasi, wawancara, dokumentasi serta studi pustaka. Data primer didapatkan dari
wawancara terhadap Customer Service serta Account Officer pada setiap BMT.
Analisis yang digunakan yaitu pertama, mereduksi data dari hasil wawancara
terhadap Customer Service dan Account Officer kemudian mengelompokkan data
sesuai kategori serta pemilihan data yang penting. Kedua, penyajian data yang
berbentuk ringkasan hasil penelitian tentang implementasi akad Al-Qardh dan Al-
Qardhul serta dibuat dengan tabel perbandingan kesesuaian implementasi. Kemudian
yang ketiga dan terakhir yaitu membuat kesimpulan dari perbandingan kesesuaian
implementasi akad Al-Qardh dan Al-Qardhul Hasan terhadap Fatwa Dewan Syariah
Nasional.
Hasil penelitian menunjukkan adanya kesesuaian implementasi antara BMT
Dana Barokah dan BMT Bima Insan Mulia (BIMA) terhadap Fatwa Dewan Syariah,
yaitu mempunyai kesamaan dalam berbagai aspek dimana dalam melakukan
pembiayaan BMT Dana Barokah presentase terbesar adalah menggunakan dana
nasabah dan BMT Bina Insan Mulia (BIMA) presentase terbesar adalah dana Zakat,
Infaq dan Sadaqah (ZIS). Perbedaannya terdapat pada aspek prinsip, biaya
administrasi, dana sukarela serta sumber dana. Penerapan BMT Dana Barokah
adanya jaminan, maka terdapat sanksi denda dalam penundaan pembayaran. Berbeda
dibandingkan dengan BMT Bina Insan Mulia (BIMA) Muntilan yang tidak
menerapkan adanya jaminan karena penggunaan dana Zakat, Infaq dan Sadaqah (ZIS)
yang bertujuan untuk dana kebajikan. BMT Bina Insan Mulia (BIMA) tidak
menerapkan adanya sanksi denda apabila terjadi penundaan pembayaran karena dana
kebajikan ini bertujuan membantu dalam sosial. Dari berbagai perbedaan, persamaan
serta perbandingan implementasi dan kesesuaian akad Al-Qardh tersebut didapatkan
hasil bahwa BMT Bina Insan Mulia (BIMA) Muntilan secara umum menerapkan
akad Al-Qardh sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional dibandingkan dengan
BMT Dana Barokah yang masih terdapat beberapa ketentuan yang tidak
sesuai/menyimpang dengan praktiknya. | en_US |
dc.publisher | FAI UMY | en_US |
dc.subject | Al-Qardh, BMT, Implementasi, Fatwa Dewan Syariah Nasional. Al-Qardh, BMT, Implementation, National Sharia Board Fatwa. | en_US |
dc.title | ANALISIS KESESUAIAN IMPLEMENTASI AKAD QARDH PADA BAITUL MAAL WAT-TAMWIL (BMT) TERHADAP FATWA DSNMUI/ NOMOR:19/DSN-MUI/IV/2001 | en_US |
dc.title.alternative | (STUDI KASUS BMT BINA INSAN MULIA (BIMA) DAN BMT DANA BAROKAH MUNTILAN) | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
010 | en_US |